Sabtu, 25 Februari 2006

"Kejujuran Hati"

tiba-tiba engkau hadir merayap jauh dihati, menelikungkelokan hidupku dan singgah dipelatarannya. selamaitu pula seperti ada yang membawaku terbang mengitariangkasa, merajut asa dan secercah harapan kembalitertata. kadang-kadang aku berfikir telah mengkhianatidiri tapi ternyata bukan, waktu yang membawaku kesana.mengenalkannku pada dunia lain yang sebelumnya samasekali tak kumengerti dan hanya ada dalam angan.sekali waktu ku coba bertanya dengan segala keingintahuanku tapi ternyata itulah awal dari segalanya.dawai-dawai yang berdenting bermula darikalimat-kalimat keheranan dan ketakjuban. hinggaakhirnya sebentuk pengakuan telah terjadi. pengakuandiri pada kejujuran hati yang tak mungkin didustai. ketika pagi-pagi ku berharap ada sesuatu yang hadirdan menyapa hati. beriringan dengan sapuan lembutangin yang telah membawaku ke alam lain. ketika semuamenjadi tak biasa. tak ada lagi yagn perlu kutakutiselainDia. ah...memang indah menjalani semuanya tapimengapa harus terbersit keperihan yang kadang membuatmembuat sesak di dada. saat kenyataan berbicara lain.sebenarnya apa yang kucari? aku ingin pengakhiran yangbagaimana? saat aku mulai mengayun langkah untukmemulai perjalanan ini, aku tahu ini hanyalah sebuahkesiaan dan tak ada perhentian bagi perjalanan hatiyang melelahkan. andai saja semua bisa ku skenariokansendiri aku akanmembuatnya lebih baik. ingin ku buatlakon yang indah tanpa ada air mata, tanpa keperihandan tikungan-tikungan yang berarti. sehingga takperlulah menyakiti hati siapun untuk memperolehbahagia. memang kadang perhentian yang bukan pada tempatnyamembuat lupa akan banyak hal. pelangi-pelangi yangindah padahal hanya ada disaat-saat tertentu bahkanlebih serign mendugn menghiasi pelataran langit.tetapi mengapa mau? itulah kejujuran hati. tambatanyang bukan pada tempatnya memang harusberpindah-pindah. agar tidak ada perahu-perahu lainyang merasa terganggu dengan kehadirannya. sekalipunsangat ingin menambat disana, tapi itu bukanlahdermaga yang cocok untuku. aku yakin dan percaya suatusaat akan ada pelabuhan yang sesuai untuk diriku.pelabuhan yang dihiasi dengan karang-karang yang kokohnamun tersimpan ribuan kelembutan dan kebersahajaanpada dinding-dinding hati kuatnya. kerinduanku yang sering kali tak bertepi. kadangmembuatku lupa akan diri ini. mengais kembali logikayang sempat terserak dan mengaitkannya dengan keimananyang kucoba semai kembali. mengajak diri sesaat untukpergi ke laut lepas hidup ini. bahwa aku tidak sedangberada di kelokan sungai yang kecil. tapi ada dilautlepas. saat hati harus menentukan apa dan apa. saatitu pula sering bergolak perdebatan batin yang akusendiri kadang tak bisa menterjemahkannya.menghadirkan gemuruh-gemuruh yang hampir merebahkanpertahanan diri. kupikr kejujuran hati adalah yangterbaik untukku. mencoba jujur pada diri sendiri dantak mengingkari apa yagn terjadi.kadang kupandangi langit untuk mencari jawaban darisemua ini, juga untuk menorehkan kecemburuanku padasemburat jingganya yang indah. mengais kembali logika.dan melihat kawanan camar yang terbang berkelompok.seperti itulah kadang gemuruh hati. ketika marah takterbendung tak ada yang patut untuk disalahkan. ketikabahagia datang juga itu bukanlah akhir dari segalanya.telah banyak surat-surat cinta tak bertuan yangkubuat. tak tahu harus ku kirim untuk siapa. tapimembutnya sangat indah, bercerita tentangrumput-rumput hijau dan bunga-bunga kehidupan. rasanyaseperti bermekaran kembali hati ini. padahal pagi iniada yang lebih dari itu ingin kuceritakan. tapimungkin belum saatnya dan aku harus menunggu lama lagiuntuk itu. salahkah kalau aku menginginkan sepucukbalasan surat cinta kepada yang tak bertuan itu?
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)