Senin, 27 Februari 2006

"kerinduan yang tertunda"

hari ini kembali sepi menyergapku, meringkik bersama dingin malam dalam selimutku. menjawil leguhan hati untuk waktu kedepan. kembali kurasakan seperti kemarin. merenda hari-hari dengan perasaan berdebar-debar dan sedikit membayangkan kenyerian dalam hati kecil keperempuananku. tapi entah mengapa hari ini aku bahagia sekali. tak dapat kuterjemahkan seperti apa rasanya. seperti merasa dekat sekali dengannya. padahal seperti biasa tetap jauh.
hari ini kembali kerinduan akan menemaniku. menjejakkan langkah bersama alunan desau angin. menyelinap seperti sinar matahari pagi. panas tapi tetap indah. dan akan semakin resah bila tidak ada. ini bukan yang pertama dan bukan pula yang terakhir. akan ada waktu-waktu peristirahatan berat untuk batin ini. seperti ini akan ada terus.
ingin sekali aku berbicara dengan bahasa keseharianku. tetapi kenapa setiap kali menulis selalu bahasa seperti ini yang tercipta? bahasa kalbu yang terlukiskan dengan kehalusan perasaan dan naluri. bahasa kalbu yang kadang sulit untuk diterjemahkan oleh lisan. kadang terlintas juga di benak untuk bertanya tentang ini dan itu, mencoba mencari jawaban dari semua gundah yang ada dihati. tapi kemudia hati ini berkata lain, berdebat dan akhirnya sebuah keputusan terlahir. kukandung dengan kegalauan hati dan asa yang menggebu. biarlah segala keresahan ini tertanam diahati. toh bukankah dari awal semuanya telah tercermin dengan baik. semuanya telah dipresentasikan oleh waktu dengan baik, tapi waat itu barangkali logika sedang berlibur ke taman rerumputan yang penuh dengan bunga-bunga indah kehidupan.
dua hari yang lalu, aku menjadi saksi bahwa cinta itu begitu kuat. setelah itu aku jadi berfikir mencintai dan dicintai adalah hak setiap insan. tetapi ketika kita tidak bisa memiliki cinta itu apakah harus menyakiti diri dan sampai frustasi? aku pikir mungkin itu yang salah dari pengguna cinta. banyak orang terjebak pada hal-hal seprti itu. oh...andai saja cinta itu tidak abstrak tentu akan mudah sekali memahaminya. dua hari yang lalu aku juga menyaksikan bahwa kekuatan cinta mampu menolak cinta-cinta yang datang berikutnya. mencoba bertahan dengan perasaan yang sudah ada dan selalu memupuknya. padahal selama itu pula cinta menggerogoti tubuh ringkihnya tetapi dia terus hidup untuk harapannya tetapi juga dia membunuh dirinya dengan cinta karena itu sebuah ketidak mungkinan.
sekarang aku semakin yakin, bahwa mencintai bukan berarti harus memiliki. hanya saja yang perlu dipertanyakan adalah apakah cinta yang lain bisa kuterima ketika aku masih menyimpan cinta mu? sama seperti ketika aku membuat tulisan ini. aku lebih bisa membuatnya dengan baik disaat-saat waktu seperti sekarang ini kuhabiskan denganmu. dan meskipun kau tak ada, aku merasa kamu tetap ada. membalas pesan-pesanku atau memarahiku.
aku ingin mengetuk pintu kehidupanku untuk waktu bertahun-tahun kedepan. akankah sore hari seperti ini menjadi waktu palign istimewa bagiku? apakah akan selalu ada kenangan-kenangan indah yang terbekam dihati ini? sehingga aku akan terus mengenang mu?
aku tidak ingin bercerita apa-apalagi....karena aku hanya ingin mengatakan....ini adalah permulaan untuk waktu sebulan kedepan. kerinduan yang tertunda untukku.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)