Selasa, 28 Februari 2006

"Coz I'm Muslim"

seperti yang pernah kutulis pada artikel sebelumnya kalau jaman sudah tak lagi muda. banyak hal-hal baru yang muncul dan semakin menggila dan sepertinya sulit sekali dibendung. menerjang seperti air bah yang merusak tanggul-tanggul keimanan berupa akidah. tapi sayangnya tak ada yang sadar dengan bencana besar itu. merasa adem ayem saja padahal sedang menjadi korban dari keanehan jaman yang tua ini.
disekelilingku kutemui keganjilan-keganjilan yang sangat menyiksa batin ini. meraung-raung meneriaki karena mereka telah terseret arus yang demikian dahsyatnya. membuat mereka timbul tenggelam dan kian sesak tapi mereka tak merasakannya karena terbuai oleh gaya hedon tersebut.
berbagai alasan diberikan untuk melegalkan kekhilafan. alih-alih ingin mencari jati diri yang terjadi malah seperti kerbau yagn dicocoki hidungnya. diseret arus jaman dan kemudian dikenalkan pada budaya-budaya instant yang benar-benar instant. untuk berpakaian cukup dengan gaya minimalis saja dan dipenuhi dengan berbagai aksesori seperti tatto dan tindik yang belakangan ini semakin trend. padahal perbuatan tersebut sangatlah dibencioleh Allah sehingga Ia melaknat siapa yang memakai tatto. tapi apa daya, ternyata ayat-ayat Quran sekarang tak ampuh lagi untuk menjadi benteng pertahanan aqidah. tidak, tepatnya saya ingin mengatakan kalau kebanyakan orang sengaja meninggalkan al Quran agar ia terlepas dari segala norma dan aturan sehingga bisa berbuat apa saja sesukanya. kalau begitu benarlah kata rasulullah " jika kalian tak ada lagi malu, maka buatlah sesuka kalian".
saya miris sekali melihat anak-anak muda generasi islam yang mulai kehilangan jati diri kemuslimannya. identitasnya sebagai muslim mulai kabur dan buram. mereka lebih suka mengadopsi gaya hidup hedon dan suka berfoya-foya. menanggalkan indentitas diri demi mengikuti trend agar tidak dibilang kuper alias kurang pergaulan. parahnya lagi yang berfkir bahwa islam begitu berat dan mengekang. gaya hidup tersebut sebenarnya bukanlah berasal dari mereka sendiri tetapi asli jiplakan dari luar. sebagian orang mungkin akan berfikir darimana mereka menjiplaknya. tapi saya akan bilang kalau semua itu mereka jiplak dari media terutama media telivisi. darisanalah semua bencana ini bermula dan akhirnya menjadi kebiasaan dalam setiap individu sehingga semuanya menjadi lumrah dan diterima oleh masyarakat. realitasnya kadang lebih barat daripada orang barat sendiri yang menciptakan trend tersebut. tapi pertanyaannya, apakah dengan cara begitu kita menghormati diri? dengan cara mengikuti apa yagn disodorkan oleh jaman tanpa memfilternya terlebih dahulu mana yagn baik dan tidak dan menelannya mentah-mentah?
oke, saya ingin berbagi pengalaman saya sedikit. semoga apa yang saya paparkan ini menjadi renungan bagi kita semua dan juga untuk diri saya semoga tetap istiqomah menjalaninya. amin.
ketika saya mengikuti sebuah pelatihan, saya ditanya oleh fasilitator, dia berasal dari inggris dan beragama nasrani. "bagaimana kamu menghormati diri?" itu pertanyaannya.
tanpa ba bi bu dan berfikir panjang saya menjawab " dengan berpakaian seperti ini saya telah menghormati diri saya". hanya itu jawaban saya. berpakaian seperti ini maksudnya adalah menutup aurat dengan baik dan benar, sesuai dengan yang ditegaskan oleh agama. saya sama sekali tidak menduga dengan responnya dipenghujung acara. dia bilang sangat salut dengan cara saya menghormati diri, sementara dia cukup dengan tidur di akhir pekan untuk menghormati dirinya.
sebelumnya mungkin saya berfikir apa yang saya lakukan sederhana sekali. hanya menutup aurat karena saya adalah seorang muslimah. tapi setelah itu saya begitu mengebu-gebu dan begitu bangga dengan kemuslimahan saya. bukan berarti sebelumnya saya tidak bangga, tapi pengakuan itu saya terima dari seorang yang sama sekali tidak tahu mengenai islam. tetapi logikanya memang tajam sehingga ia mampu menalar bahwa dengan menutup tubuh dengan baik dan benar berarti mengurangi niat-niat jahat mata jalang yang melihatnya. bukankah suatu kehormatan besar ketikakita berjalan takada yang mengganggu apalagi melecekan? so, mengapa harus dijajakan? padahal Allah menciptakan kita telah begitu sempurna, bukan seperti barang loak yang bisa di jajakan dipinggir jalan tanpa ada pembungkus.
karena aku muslim, karenanya saya tidak mau kehilangan identitas diri saya. kalau orang lain saja bisa menghormati saya kenapa saya lantas menghinakan diri saya dengan mengikuti gaya-gaya yang tak jelas asal usulnya. bukankah itu sebuah kesiaan? dengan begitu bukan berarti saya ini sudah baik sekali, tapi seperti orang mengasah parang..makin diasah makin tajam. artinya mau berusaha untuk menjadi lebih baik. perhiasan yang ada ditubuh anda juga tidak serta merta menjadi seprti itu. perlu waktu lama untuk memprosesnya menjadi demikian indah. mulai dengan menggalinya dari perut bumi, kemudia di bakar dan ditempa dengan api. barulah kemudia dia diletakkan dietalase toko yang bersih dan terlindungi.
semoga kita bisa mengambil hikmah
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)