Kamis, 21 April 2011

prerogatif

bahkan, untuk orang yang sekujur tubuhnya dilumuri dosa sepertiku, aku tetap tak rela melihat ada perempuan lain melakukan kesalahan yang sama. aku miris pada diriku sendiri yang tak mampu menjelaskan tentang situasi padanya. bahwa keadaan kami berbeda.

"Kalaupun kelak aku masih melibatkan masa laluku pada masa depanku, itu karena aku lebih dulu menemukan masa lalu," kataku di penghujung senja, juga pada seorang perempuan yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah perempuan lainnya.

aku hanya tak ingin ia mencampur adukkan antara masa lalunya dengan masa sekarang, bahkan mungkin dengan masa depannya. aku keberatan ia menodai dirinya dengan cara yang sangat tidak elegan.

tapi, aku bisa apa, dia punya hak prerogatif atas diri dan tubuhnya, seperti hak prerogatifku atas jiwa dan hatiku yang memilihnya.

ah, di dunia yang serba rumit ini kekosongan tangki cinta menjadi sebab musabab untuk memilih lebih dari satu hati, ketika kesetiaan dipilih untuk dipertahankan ternyata lebih banyak yang memilih untuk mengkhianatinya.

mungkin, dari setiap dosa yang dilakukan atas nama cinta, ia menemukan nikmat hati dan pikiran.

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)