Rabu, 07 September 2011

Gelombang Air dan Musafir

Benarkah, ketika engkau mengatakan bahwa yang tidak terlihat telah mampu kau lihat, benarkah,tentang hatiku dan tentang diamku yang tidak memberikan penjelasan apapun. Tetapi engkau telah megetahui semuanya. Sedangkan kita baru beberapa kali bertemu.

Mungkin, kau telah mengetahui segalanya, tentang hatiku, tentang jiwaku, tentang perasaanku, tetapi seperti katamu, kita masih memiliki senyum sebagai tamu agung yang harus diperlakukan dengan kasta tertinggi. Untuk mengelabui galau dan resah yang lebih sering datang.

Dan, bahkan ketika engkau menitikkan air mata, aku sanggup bertahan untuk tidak melakukan itu. Seperti aku tak bisa memenuhi permintaanmu untuk pertemuan pada purnama yang akan menjelang ini. Kita tahu itu hanya sebentar lagi, tetapi akupun tahu hati yang tertutup ini bukan sepenuhnya seperti yang engkau katakan.

Air selalu menemukan jalannya untuk menyelesaikan masalah, anggap saja aku air yang hidup dengan kepulan gelombang, dan engkau adalah musafir yang singgah di hidupku. Maafkan, bila hingga pertanyaan terakhir aku tetap dengan jawaban yang sama; bahwa aku baik-baik saja.

Engkau tahu aku tak baik-baik saja, aku tahu engkau tak percaya dengan ucapanku, tapi biarlah kita sama-sama berbohong, seolah-olah kita saling mempercayai dalam hal ini. Seperti engkau percaya bahwa purnama berikutnya kita akan menyelesaikan semuanya.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)