Dia yang selama ini kau anggap hujan bukan tak mungkin 
adalah badai berwajah embun. Yang selalu sejuk menenangkan saat kau 
masuk ke kornea matanya. Yang selalu mendamaikan mana kala hatimu sedang
 riuh.
Dia yang kau anggap sebagai dahan kokoh untuk menopangmu, 
bukan tak mungkin hanya ranting rapuh yang mampu melemparmu ke dasar jurang. 
Kau menjuntai di lengan kokohnya, tanpa sedikitpun ragu bahwa dia takkan
 memelukmu saat kau terhuyung.
Kau mungkin lupa, bahwa ucapan-ucapannya telah dilumuri gula sehingga kau tak sadar bahwa dia begitu melenakan.
Kau mungkin lupa, jika dia bukanlah payung yang dengan rela
 melindungimu dari hujan. Karena itu dia terus mengarang cerita tentang 
musim semi yang indah, dan musim panas yang hangat. Dan kau terjebak 
pada warna-warni bunga hasil imajinasinya.
Kau mungkin lupa, dia tak bersayap layaknya merak, tapi 
memiliki pesona yang lebih dari itu. Ia mengibas-ngibaskan pucuk 
ekornya, sehingga kau terbujuk dan terpesona.
Cinta mungkin telah mengubah dia di penglihatan mu, tapi 
dia adalah dia yang tak akan pernah berubah. 
Cinta mungkin telah menyulap 
kaktus bak melati yang mewangi, tapi duri-duri halusnya tetap akan 
menusukmu suatu ketika.
Rasa mungkin telah mengabaikan sisi paling sensitif dari 
dalam dirimu, tapi dia akan mengubahnya menjadi candu paling memabukkan.
Membuatmu nyaris seperti Zulaikha yang terpesona pada 
Yusuf. Tapi dia bukan Yusuf, dan kau bukan Maryam yang melahirkan Isa 
dengan segala kesuciannya.
Permata Punie
Senin, 04 mei 2015
01;30 WIB
01;30 WIB

Kak..keren.. simple tp menyentuh, sederhana tp mengena. Gambaran hati jutaan perempuan..trims, so inspiring - AmiBina
BalasHapustrims kak AmiBina, semoga kita termasuk pada golongan perempuan yang beruntung ya. Amin :-)
BalasHapusPunie? dekat rumah upit? atau dengan balai dayah? :D
BalasHapus#dapat salam dari istri
Di Kompleks bang, depan wisma Ratna :-). Salam balik, btw saya pernah dua kali lho ke rumahnya hihihihi
Hapuspuisinya sedang menuturkan rasa yang sangat pesimis..
BalasHapusIni bukan tentang pesimisme maupun optimisme bro Yudi, tetapi semacam alarm bagi para perempuan supaya tidak mudah terbuai pada bujuk rayu laki-laki :-D
Hapusmesti baca beberapa kali nih baru paham isinya :D
BalasHapus:-D, baca dengan hati bro, pasti paham hehehe
Hapus