Sabtu, 11 November 2017

Seseorang Bertanya tentang Zenja


Seseorang bertanya; mengapa tidak pernah kau tag Zenja di status-statusmu yang puitik?

Aku tak ingin menjawab. Tapi seseorang itu terus mendesak. "Aku penasaran," ucapnya.

"Tidak semua statusku kutujukan untuk Zenja. Dalam sepuluh status mungkin hanya satu dua yang benar-benar kutujukan, atau terinspirasi dari Zenja. Selebihnya bisa dari dan untuk siapa saja," jawabku kemudian.

"Mengapa begitu?" ia bertanya lagi.

Kali ini, pepatah diberi hati minta jantung benar adanya. Tapi demi sorot matanya itu aku berbaik hati menjawab.

"Jika duniaku hanya tertuju kepada Zenja, betapa sempitnya hidupku. Sedangkan aku ingin punya kehidupan yang seluas kehidupan itu sendiri."
"Wow... Bagaimana caranya?"

Hahaha. Aku tergelak. Dia bertanya lagi. Aku enggan menjawab. Pertanyaan yang terjawab adalah bibit untuk pertanyaan baru. Tumbuhnya seperti diberi mantra. Dalam sekali tarikan napas.

"The last quest," katanya membujuk. Matanya mengerjap-ngerjap jenaka.

"Caranya adalah dengan berikhtiar untuk tidak mengorek-ngorek informasi tentang kehidupan orang lain."

Mata yang berbinar itu tiba-tiba padam.[]

*Status Facebook 10 November 2017
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)