Jumat, 25 Oktober 2019

Secangkir Kopi Rempah dan Sepotong Roti Lapis Daging



Bohong kalau aku tak ingin ada kamu di sini. Menikmati malam yang dingin setelah hampir seharian dibebat mendung dan diguyur hujan. Dengan isi kepala dipenuhi sulur-sulur pekerjaan yang menumpuk. Entah karena itu pula akhir-akhir ini aku merasa semakin tak nyenyak tidur. Entah karena rindu untukmu yang kian bertumpuk.

Ini yang keempat kalinya aku datang ke kafe ini. Tak begitu jauh dari rumah. Selain, tempatnya juga nyaman, bebas asap rokok, tak berisik, lapang, dengan pendar-pendar lampu kekuningan yang agak sedikit temaram. Selalu ada tempat untuk membahagiakan diri sendiri. Tempat ini, mungkin saja salah satu di antaranya.

Seorang pelayan pria segera menghampiri begitu aku merapatkan pantat dengan kursi kayu berpelitur cokelat muda yang licin.

"Mau pesan kopi rempah?" tanyanya ramah.

Aku mengangguk cepat. Ya, kopi rempah adalah tujuanku datang ke kafe ini. Selain, berencana menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda. Juga untuk menghilangkan nyeri yang sejak siang tadi kurasa begitu berdenyut-denyut di kepala.

"Boleh. Sama roti lapis daging, ya," kataku menambahkan.

Si pelayan pria itu tersenyum dan mengangguk. Lalu berbalik arah setelah mencatat menu yang kupesan. Tak lama kemudian ia kembali dengan nampan bertelekan secangkir kopi rempah yang harum. Aroma kayu manisnya begitu menggoda. Membuatku tak sabar ingin segera menyesapnya. Entah bagaimana, aku selalu tak sanggup menahan hasrat pada kopi. Mungkin juga padamu...

Ah, menyebut namamu membuatku ingin kamu ada di sini. Menikmati secangkir kopi rempah ini berdua. Saling bergantian. Anggap saja kita sedang saling ingin memagutkan bibir. Anggap saja begitu, walaupun itu hanya sebentuk angan-angan yang sering kita nyatakan. Kenyataannya, kamu tidak di sini. Kenyataannya, hanya ada secangkir kopi rempah dan sepotong roti lapis daging di sini. Kenyataannya, malam tetap saja dingin. Karena kamulah sumber kehangatan itu.

Kata-katamu seperti api unggun. Membara memercikkan kembang api di hatiku. Ya, kamulah api unggunku.[]







Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

4 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)