Minggu, 26 September 2010

Kau, yang diapit dua pohon selaksa Malaikat

Mungkin itu memang kamu, yang dikirimkan Tuhan dengan cara berbeda. Bukankah selama ini aku meminta agar Tuhan mempertemukanmu denganku? Dan bila kemudian kau hadir di selaput kabut yang basah dan dingin, di antara rintik asap dan rinai hujan yang basah dan lembab, sebasah dan selembab hatiku saat menunggumu datang. Itu adalah anugerah dari sebuah pengecualian.

Kau yang diapit dua pohon selaksa malaikat. Mungkin adalah sebuah pertanda bahwa engkau memang harus dijaga agar selamanya ada. Agar selamanya tumbuh, agar selamanya hidup, di sini; di hatiku. Untuk diingat, untuk dikenang, untuk dijadikan sejarah; untuk dituliskan. Semua kisah tentangmu.

Kau yang berada di antara jalan setapak yang panjang dan lurus, dalam samar pagi dan keliaran rumput ilalang. Seperti meliuk-liuk mengikuti harmoni alam yang gemulai dan menggairahkan. Kau yang terlihat seperti menyatu dengan awan-awan segar, seperti hendak terbang ke nirwana. Menemui Tuhan, lalu meminta ijin untuk bisa kembali ke hadapanku.

25-09-2010
10.53 am
di dedikasikan kepada Mas Recky Christian
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)