Selasa, 25 Desember 2018

Dianggap Ada dan Penting

Ilustrasi reuters


Di tengah obrolan santai kami melalui Whatsapp, tiba-tiba Zenja memintaku untuk membuatkan sebuah tulisan yang menurutnya cukup representatif untuk memperingati gempa dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam. Aku yang langsung ngeh dengan permintaannya segera merespons.

"Status di mana?"

"WA."

Berselang menit kukirimkan sebuah kalimat beraroma kontemplasi. 

"Thanks, Say," balasnya.

"Iya, Cinta."

"Kenapa kamu memintaku yang membuatnya. Padahal kamu bisa bikin sendiri, kan?"

"Kamu jagonya," jawabnya.

Seketika hatiku jadi mekar.

"He he he. Aku jadi tersanjung."

"Hmmm..."

"Makasih atas pujiannya. Aku senang kalau itu kamu yang bilang."

"Benar kok."

Lalu kami jadi sibuk bernostalgia. Membicarakan kembali percakapan-percakapan indah yang pernah kami bincangkan.

Memang bukan sekali ini saja Zenja memintaku membuatkan kalimat-kalimat yang ingin ia bagikan kepada publik. Barangkali karena ia tahu aku menggeluti dunia literasi, sehingga hal-hal penting seperti itu ia percayakan padaku.

Lebih dari itu, buatku pribadi ini merupakan hal terindah, ketika orang yang kita sayangi dan cintai menganggap kita ada dan penting. Kami memang sering berdiskusi berbagai hal, mulai dari yang ringan-ringan seperti kegemarannya memasak dan kegemaranku menyantap makanan, hingga yang berat-berat seperti isu-isu politik menjelang pemilu 2019. Aku bersyukur, secara politik kami memiliki pandangan yang sama. Kalau pun tidak, ya enggak masalah, justru karena perbedaanlah kami bisa saling mencintai dan melengkapi.

Dianggap ada dan penting oleh orang-orang terdekat kita menurutku sangatlah penting. Sebab, dengan orang-orang di 'ring 1' inilah kita sering berinteraksi dan berkomunikasi. Disadari atau tidak, hasil interaksi tersebut akan menghasilkan dua energi yang saling bertolak belakang, yaitu energi positif dan negatif. Dua energi ini otomatis akan menjadi roda penggerak bagi kehidupan seseorang. Nah, bergerak seperti apa, ya tergantung dominannya energi apa yang mereka terima.

Dianggap ada dan penting oleh orang-orang terdekat akan membuat seseorang merasa lebih semangat, produktif, dan optimis. Bikin hidup jadi terasa lebih hidup. Membuat kita selalu berupaya melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Begitulah.[]
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

2 komentar:

  1. Kadang orang meremehkan kekuatan "dianggap ada", padahal dari sanalah semangat sepanjang hari seseorang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, manusia itu punya jiwa yang harus diberi 'makan', salah satunya ya dengan suplai energi positif dari orang-orang terdekat.

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)