Minggu, 25 April 2021

Edukasi Bencana di Produk Kerupuk Teripang Raja Gubang

Kerupuk Teripang Raja Gubang @Bukalapak


KERUPUK teripang? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan nama olahan kerupuk yang satu ini. Tetapi bagi masyarakat Kabupaten Simeulue, ini menjadi salah satu produk UMKM andalan yang telah mengangkat nama kabupaten itu. Teripang merupakan jenis hewan laut dengan tekstur tubuh yang lunak (avertebrata) dan menyukai dasar laut. 

Di tangan kreatif warga Simeulue, hewan ini mampu disulap menjadi kudapan yang gurih dan bergizi tinggi. Produk ini turut menghiasi stan Kabupaten Simeulue dalam UMKM Expo 2019 yang dihelat oleh Dinas Koperasi dan UKM Aceh pada 22-26 November 2019 lalu di Banda Aceh.

Usaha kerupuk teripang ini dirintis oleh seorang pria bernama Zulfikar Zaintisa dengan istrinya yang dimulai antara tahun 2006-2007 silam. Kini telah lebih dari sepuluh tahun, produk yang dipasarkan dengan jenama Kerupuk Teripang Raja Gubang ini masih mampu bertahan. 

Saat berbincang-bincang dengan Sukma pada 23 November 2019 lalu, Zulfikar mengakui bila dalam merintis usaha ini ada tantangan tersendiri. Terutama dalam mendapatkan bahan baku, ia harus menyelam hingga kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut. Apalagi saat cuaca buruk, tak jarang nyawa menjadi taruhannya. Itu pula yang membuatnya kadang-kadang juga membeli teripang dari nelayan yang harganya sangat mahal untuk kualitas terbaik, mencapai Rp3 juta per kilogram.

“Untuk produk ini kita menggunakan teripang kualitas terbaik,” ujarnya kepada Tabloid Sukma.

Selain teripang, bahan baku lain yang digunakan untuk mengolah produk ini adalah tepung sagu dan rumput laut. Diracik dengan rempah-rempah lain seperti bawang putih, sedikit gula dan garam untuk menambah cita rasa. Selain memiliki rasa original, Zulfikar juga membuat varian lain di antaranya kerupuk teripang rasa jengkol. 

“Kami tidak menggunakan penyedap, pengawet, maupun pewarna buatan, jadi ini sangat alami, sehat dan aman dikonsumsi,” ujarnya.

Teripang ini kata Zulfikar, tidak hanya nikmat di lidah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan seperti kandungan kolagen yang dipercayai mampu memperbaiki sel-sel tulang rawan dengan cepat, membantu percepatan penyembuhan luka, reumatik, encok, asam urat, diabetes, maaf, dan hepatitis. 

Saat ekspo digelar, Zulfikar tidak hanya menyajikan kerupuk untuk pengunjung, tetapi juga sup teripang yang disajikan dengan campuran mi hun. Produknya juga sudah lulus uji LPPOM Majelis Ulama Aceh. Sehingga dari segi kehalalan tak perlu diragukan lagi.

 Saat ini, usaha yang dikelola Zulfikar mampu mempekerjakan enam pegawai yang sebagian besarnya adalah keluarganya sendiri. Pria itu mengaku memiliki ketertarikan khusus pada semangat berwirausaha, oleh karena itu setelah menikah ia fokus mengembangkan usaha berbasis bahan baku lokal.

“Walaupun untuk saat ini produk kami masih dipasarkan di Aceh dan sesuai dengan permintaan konsumen saja, apalagi ini produk baru bukan seperti kopi yang memang sudah dikenal luas, membuat produk ini memiliki tingkat kesulitannya sendiri,” ujarnya. 

Namun, yang disyukuri oleh Zulfikar, pemerintah telah turun tangan dalam membantu usahanya melalui dukungan peralatan dan melibatkannya dalam pameran-pameran UMKM seperti itu.

Dengan distribusi produk yang masih terbatas, omzet yang didapatnya masih berkisar di angka Rp3-5 juta per bulan. Soal distribusi ini kata Zulfikar, turut dipengaruhi oleh letak Simeulue yang masih sulit dijangkau. Memerlukan waktu lama untuk sampai ke sana. Ia mencontohkan, kalau dari Banda Aceh bisa sampai dua harian baru sampai ke Simeulue, itu pun tergantung cuaca.

“Jadi kalau ingin berkunjung ke Simeulu itu harus mempunyai mental baja,” kata Zulfikar lagi sambil tertawa ramah.

Namun sebagai pengusaha ia mengaku harus siap dengan segala kondisi. Oleh karenanya, meskipun jarak yang cukup jauh, tetapi ia bertekad bisa berpartisipasi dalam event yang digelar Pemerintah Aceh ini. Dengan begitu produknya bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat.

“Saya berharap pasar-pasar UMKM diperbanyak, ini bukan saja untuk memperkenalkan produk lokal, tapi juga membuat usaha masyarakat hidup,” katanya.

Menariknya, Zulfikar juga menyelipkan pesan-pesan edukasi mitigasi bencana dalam produknya. Ini merupakan terobosan baru dalam pengemasan produk UMKM. Melalui inovasi ini Zulfikar setidaknya telah mengajarkan kepada kita bahwa kearifan lokal yang mengangkat nilai-nilai maupun pesan-pesan tradisi bisa disandingkan di mana saja.

Berikut syair yang terdapat di kemasan produk Kerupuk Teripang Raja Gubang:

Smong dumek-dumekmo

Linon uwak-uwakmo

Elai kedang-kedangmi

Kilek sulu-sulumo

 

Tsunami mandi-mandimu

Gempa buaian-buaianmu

Gemuruh gendang-gendangmu

Petir cahaya-cahayamu


Tibo nelinon fesang

Uwek asen suruik

Mahea kumuding mek delong

Saat gempa datang

Air laut surut

Segera lari ke gunung



Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)