Rabu, 17 Januari 2024

Berhitung Hari



Mari berhitung hari. Januari yang begitu cepat berlari. Hari ini waktuku terasa sangat produktif. Sejak pagi aku sudah "ngetem" di depan laptop--setelah pekerjaan rumah selesai. Sembari menunggu jemputan adik yang akan balik ke Sinabang (Simeulue), aku menyambi mengedit satu bab naskah autobiografi seorang akademisi.

Setelah adik berangkat, aku pun berangkat. Berkemudi roda dua di bawah rintik hujan. Tujuanku Darussalam, untuk mengambil buku pesanan yang sudah setengah bulan tertunda. Sebelum itu aku berencana ketemu dengan seorang teman. Eh, baru sampai Lingke, motorku mendadak mati. Kunyalakan lagi. Hidup. Baru beberapa meter mati lagi. Syukurnya di sekitar itu ada sebuah bengkel kecil. Kubelokkan Beat-ku ke bengkel itu. Aku meminta pemilik bengkel untuk memeriksa. Ternyata, olinya sudah kering. Kerontang. Syukurlah motornya nggak jim. Sembari menunggu pengisian oli kukirim pesan pada teman yang sudah menunggu. Jawabannya melegakan: sabar menanti.

Sesaat setelah aku tiba, hujan turun dengan lebatnya. Kami terjebak di toko ekspedisi. Kami pun mengobrolkan apa yang bisa diobrolkan dalam situasi di toko orang, hujan lebat pula. Setelah hujan reda, kami berpisah. Satu ke kiri, satu ke kanan. Yang ke kanan tentu saja aku karena tujuanku ke Tanjong Deah.

Pulang mengambil buku, aku mampir ke kedai kopi dan melanjutkan bekerja: menyunting dan merevisi sebuah tulisan advertorial. Pulang menjelang Magrib. Tiba di rumah, istirahat sebentar, lalu mencuci piring. Usai Isya baru lanjut kembali menyunting, alhamdulillah tersisa 20 lembar. Kutarget esok kelar.[]

 

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)