Senin, 03 Oktober 2011

Tergores Ilalang

Ilalang tau, aku terluka dengan bekas goresan pinggir daunnya, tetapi ilalang juga tau aku terpesona pada liuknya ketika ia bersebadan dengan angin.

Luka-luka kecil ini tak membuatku terlalu sakit, tapi kemudian membuatku menangis sambil berjalan. Karena dia adalah akumulasi.

Aku telah mabuk pada cara alam membuatku terlena, melalui tarian ilalang ia membuatku lupa diri dan mabuk.

Mabuk yang sebentar, tetapi kita sempat bercinta, lalu bunga-bungamu yang tawar terbang bagai anai-anai.

Pada saat aku terjaga, hanya tinggal bekas lagumu di hatiku, biru dan beku.

Wahai, engkau ilalang yang selalu terlihat gemulai, biru dan bekumu telah sematkan rindu yang riuh.

Wahai, ilalang yang selalu melintas bersama angin, aku jatuh cinta dengan sebenar cinta kepadamu.



Permata Punie
Midnight, 2 oct 11
Padang Rumput Ilalang
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

3 komentar:

  1. Kuasailah dunia, jangan bermain dan berlama-lama dalam jalan dipunggung dunia. jika kamu tau cara menyampaikan sesuatu yang jelas dengan seluruh utuh estetika...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang tau gak dimana ada padang rumput ilalang kayak begini di daerah medan atau jakarta?, pokoknya indonesia. plis jwabanya

      Hapus
    2. kalau dulu waktu aku kecil di ladang2 kami banyak...tapi sekarang posisinya terus bergeser dengan kebun2

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)