Senin, 19 Juni 2017

Apa yang akan Kukatakan?

@Diah Nurdin


Apa yang akan kukatakan pada diriku tentangmu?

Meski kau hadir di hidupku saat senja hampir tenggelam, tetapi kau masih sempat menunjukkan ranum matahari yang berwarna jingga.

Saat aku tergesa-gesa akan melangkah,
Kau masih sempat memanggil, menahanku sejenak, lalu mengatakan; jangan pernah berhenti menciptakan kebahagiaan.

Kau mengatakannya secara tersirat, dengan tatapanmu yang jenaka, dengan gelagatmu yang menggelitik.

Aku ingin bertanya, tentu saja pada diriku sendiri.
Apa yang hati kita inginkan dari sebuah pertemuan?
Dan apa yang akan dirasakan hati kita karena sebuah perpisahan?

Kita membersamai keadaan dalam waktu yang sangat singkat
Bahkan secangkir teh ini masih mengepulkan asap
Kita bahkan belum sempat membicarakan warna langit sore itu
Atau tentang rintik hujan yang menempel di pipi kita
Ah, itu bulir hujan atau air mata?

Permata Puni, 11 June 2017
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

4 komentar:

  1. Aaah....how did you do it Ihan? Tulisannya sangat..sangat...sangaat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Lissabella sudah berkunjung, sesuatu yang dibuat dengan hati pasti akan sampai hingga ke hati heheheh

      Hapus
  2. Baca puisi2 Kak Ihan, jadi ingat abg tu deh, orangnya sama kayak kak Ihan, suka buat puisi, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh yaaaa hahahahah beruntung banget dek yelll wkwkwk

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)