Rabu, 28 Juni 2006

"Kamar tidurku dan Bola Dunia"

selama piala dunia berlangsung aku hampir tidak bisa merasai bagaimana nikmatnya tidur, padahal sebelum tidur aku selalu merapikan tempat tidurku, meletakkan bantal di sisi kanan dan kiri juga di kepala tentunya. tak lupa menyemprotkan by fresh beraroma melati agar kamar terasa segar dan nyaman. dan tidak lupa mematikan lampu agar tidurku bisa nyenyak nantinya. semenit berlalu...setengah jam terlewati...mata ini sangat mengantuk tapi kemudian terbelalak dan jantung ku berdebar tidak karuan, sangat kencang sehingga aku tidak bisa tidur unutk waktu yang cukup lama.

ku coba susuri darimana arah suara menjerit jerit yang telah membuat tidur ku terganggu, dalam kantuk yang sangat aku mencoba untuk sadar dan kubyangkan aku sedang berjalan keluar, pelan kubuka pintu kamar dan menuju ke ruang tamu, lantas menyibak tirai jendela dan melongok kebawah. ah..ternyata ini dia..biang kerok dari semua itu. biang dari semua keributan dan suara menjerit jerit tadi. orang orang sangat ramai diwarung sebelah rumahku. mereka akan menghabiskan seperempat malam disana untuk menonton piala dunia yang tingga sepekan lagi. dengan memesan segelas kopi tentu akan membuat mata mereka semakin trebelalak hingga ke babak pertandingan terakhir. belum hilang ketidak sadaranku tiba tiba aku dikagetkan lagi dengan hentakan yang begitu kua, suara orang orang diwarung bertambah semangat saja, mereka juga memukul mukul meja dan berteriak senang karena kesebelasnnya menang, tapi ada juga yang memaki karena jagoannya kalah.

masih dalam keadaan setengah sadar, aku mencoba membayagkan, seandainya keramaian ini bukan diwarung kopi tapi di mesjid atau meunasah, tentu akan lebih indah lagi. tapi tentunya tidak mesti memukul-mukul lantai mesjid sehingga menjadi sangat riuh, kupikir cukup dengan suara orang berzikir atau bertilawah saja sudah cukup. atau biar lebih ramai mungkin perlu ditambahi dengan suara anak anak mengaji iqra' sesekali diselingi dengan pertengkaran sesama mereka. masih serasa seperti di mesjid aku diam diam juga mengamati apa yang dibicarakan oeleh orang orang yang ada disana, kutajamkan telingaku. ternyata mereka bukan membahas soal generasi muda bangsa ini yang sudah semakin kehilangn jati diri, bukan juga soal kemiskinan dan bencana yang sedang menimpa negeri ini, tetapi membicarakan klub klub sepak bola dunia yang ujung ujungnya kembali pada piala dunia.

ternyata piala dunia tidak hanya ada di warung kopi, tetapi juga masuk ke surau surau, ke kampus kampus, ke segala lini aspek kehidupan. bahkan ke kamar tidurku. padahal aku bukanlah penggila bola. dan aku sama sekali tidak menginginkan suara itu masuk kekamar tidurku. tapi apa daya...auranya begitu menggugah selera, dan aku tidak bisa mencegahnya untuk tidak masuk kekamar tidurku.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)