Rabu, 25 September 2013

Pemuda imajinatif itu namanya Hijrah "Piyoh" Saputra

Hijrah Saputra @facebook
SEBENARNYA aku sudah lama ingin menuliskan profil pemilik Piyoh Design, Hijrah Saputra, dalam sudut pandang kacamataku sendiri. Selama ini aku memang sering menuliskan kiprahnya sebagai salah satu pengusaha muda Aceh, tapi itu untuk kebutuhan lain. Tentu saja citarasanya juga berbeda.

Rencana menuliskan tentang Hijrah sudah bercokol di benakku sejak usai Idul Fitri pada bulan Agustus lalu. Tapi terulur-ulur terus sampai sekarang sudah mau lebaran Idul Adha. Hari ini kurasa momen yang tepat untuk menulisnya karena pria muda itu sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke twenty nine my age alias ke 29.

Nama Hijrah sebenarnya sudah kudengar sejak tahun 2007 atau 2008 lalu. Waktu itu Hijrah yang ada dalam benakku adalah Hijrah Saputra yang sealmamater denganku. Rupanya aku salah. Itu kusadari setelah suatu hari aku nyasar di blognya di piyoh.blogspot.com. Pertemuan pertama kali dengan pria hitam manis ini pada akhir 2011 lalu, tepatnya di event Festival Kopi yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh. Waktu itu aku bersama Ferhat dan Nurul Fajri lagi muter-muter di sana, dan karena si Ferhat ini kenal sama Hijrah, begitu berpapasan mereka langsung ngobrol. Aku, cuma bisa diam mengamati... oh ini toh si Hijrah itu... kelihatannya ramah juga ya (dari facenya). Tapi kok nggak nyapa aku yaaa...tuing tuing tuing...

Logo Piyoh @facebook
Pertemuan kedua di sebuah seminar yang dibuat oleh Saman UI di aula balai kota Banda Aceh. Waktu itu aku datang dengan seorang teman yang juga temannya Hijrah. Bukan bertemu sebenarnya karena kami hanya duduk di belakang dan menyaksikan Hijrah cuap-cuap ngasi motivasi untuk anak-anak SMA di Banda Aceh. Rupanya selain ngembangin usaha sendiri, si abang yang pernah jadi Raka Malang ini juga aktiv bagi-bagi informasi ke orang. Dia pernah bilang share ilmu ke orang ngga perlu takut, karena ngga bikin kita (dia) jadi bangkrut atau miskin.

Kalau orang-orang bilang hidup baru berawal di usia 40 tahun, aku justru baru memulai di tahun 2012. Maksudnya, aku baru mulai kenal Hijrah lebih dekat pada awal April 2012 lalu. Jadi praktisnya usia persahabatan dengan Hijrah itu baru seumur jagung. Tapi aku merasa sudah berteman lamaaaaaaaaaaaaa kali sama cowok yang pernah jadi Duta Wisata Sabang ini.


Entah darimana kuperoleh nomor hapenya, pokoknya di suatu pagi pada 2 April 2012 aku dan Hijrah sudah duduk semeja di Tower Cafe di Taman Sari. Aku menghubunginya karena tertarik menuliskan profilnya yang menurutku cukup kerenlah. Hijrah masih muda, tapi kreatifitasnya itu tak terbatas. Hasil ngobrol-ngobrol dengannya waktu itu ada di sini. Oh ya, sekedar info aja, kalau kita ngobrol dengan orang positif dan optimis, aura itu juga kontak ke kita lho. Itu yang kurasain waktu ngobrol sama Hijrah.

Yang bikin aku terus ingat adalah permintaan Hijrah untuk main ke kantor usai wawancara. Sebenarnya waktu itu pengen nolak sih, tapi ngga berdaya menolak tawaran dari cowok baik hati itu heheheh. Akhirnya sampai juga dia ke kantor kami yang imut-imut. Sampai di kantor sekitar pukul sepuluhan pagi gitu, Hijrah minta izain untuk solat dhuha, wow.... aku makin respect jadinya. Ibaratnya kalau makan di warung dia ini udah porsi komplit. Maksudnya dia udah good looking (sori maen fisik), trus pintar, kaya dan sangat memperhatikan ibadahnya.

Berawal dari situ, komunikasi dengan Hijrah terus terjalin. Aku sering menulis kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, tentu saja yang sifatnya positif dan menginspirasi orang banyak. Terus terang, aku kagum dengan apa yang sudah dilakukannya selama ini. Ia seorang lulusan Sarjana Planologi yang menurut hematku tak kesulitan mencari pekerjaan di instansi atau perusahaan swasta. Ia juga punya keahlian lain seperti mendesain, tapi itu tak dibiarkannya terpendam begitu saja. Aku kagum karena energinya mampu dikemas dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Kini dia mengelola tiga gerai Piyoh, satu di Sabang dan dua di Banda Aceh. Dengan inisiatifnya itu dia tak hanya bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain, tapi juga sudah mempromosikan Sabang dan Aceh ke seluruh penjuru mata angin. Kalau tak percaya coba saja iseng-iseng cari di internet soal Sabang, atau pemuda kreatif Aceh, pasti yang banyak muncul foto-fotonya Hijrah.

Dan, satu pernyataannya yang menurutku paling sreg di hatiku adalah keinginan Hijrah yang tidak mau dulu berenang di dunia politik. Entah kenapa waktu kutanyakan itu pada Hijrah aku sedikit cemas, jangan-jangan jawabannya tidak seperti yang kuharapkan. Tapi akhirnyaaaa.... pemuda kelahiran Sabang 29 tahun lalu itu memilih untuk konsisten di jalur ekonomi kreatif yang dikembangkannya. Ah, aku lega, seperti ada harapan.... harapan apa yaaa.... harapan untuk kemajuan Aceh lebih baik. Karena itu lebih ril.

Hijrah juga sempat main-main dua kali ke kantor kami yang baru. Keseruan "main-main" dengan Hijrah ternyata berlanjut sampai ke tabloid, edisi cetak yang keluar seminggu sekali di perusahaan tempatku bekerja. Yang tak terduga adalah permintaa bos besar agar Hijrah dan kawan-kawan yang tergabung di The Leader menjadi cover utama tabloid untuk edisi itu. Wooo... secara pribadi aku sangat tidak keberatan dengan usulan itu. Maka begitu "perintah" kuterima, aku langsung menghubungi Hijrah untuk sesi pemotretan (gaya kali istilahnya).
Foto bareng Hijrah (jaket merah) usai ambil gambar di kantor. @ATJEHPOSTcom/Heri Juanda

Hijrah juga sangat murah hati, buktinya aku pernah dikasi hadiah hahahah. Suatu hari dia datang ke kantor dan nyerahin bungkusan ke aku. Isinya mau tau apa? Sebuah t-shirt Piyoh yang keren dan bakal batik dari Sulawesi. Bakal itu katanya dibeli khusus untukku waktu dia ikut kapal pemuda nusantara tahun 2012. Selain itu juga ada gantungan kunci cantik yang kini kugantung di lemari pakaianku. Aduhhh aku jadi ngga enak hati sebenarnya, sampe sekarang belum ngasi apa-apa buat si Hijrah. Dan sebagai gantinya aku berniat membuat catatan di blog tentang dia, itung-itung sebagai kejutan gitu biar dia merasa happy....eee tapi kok ketundaan terus sampai akhirnya lihat pengumuman lomba blog papa Piyoh. Ujung-ujungnya menulis untuk mengharapkan hadiah (lagi) dari Hijrah :-D.
Kokoru kreasi Hijrah @facebook

Padahal belum lama ini aku juga diberikan hadiah cantik berupa kreasi kokoru. Tapi apa yang kutulis ini memang tulus mulus dari hatiku kok, ngga ada maksud apa-apa. Aku hanya berfikir yang tertunda-tunda kemarin-kemarin itu rupanya ada rencana indah lain dari Tuhan. Aku hanya berharap semoga catatan kecil ini bisa jadi hadiah kecil di hari ulang tahunnya. Selamat ulang tahun Hijrah. Senang bisa berteman denganmu.[]

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

6 komentar:

  1. wah baca tulisannya kak ihan bkin pengen ditulisin juga ... hahaha
    maybe someday :)

    BalasHapus
  2. Waaah....Ihaaaan....keren banget, tapi ini lebih fokus ke Hijrahnya ya :D, tak apalah, suka..suka...ternyata sudah banyak cerita di antara kita #Hasyeek :D

    BalasHapus
  3. baru tau kalo Hijrah pernah jadi duta wisata :D

    BalasHapus
  4. kak ekiii... kemana aje. bang hijrah itu duta wisata aceh kak. Ckckckck. berarti duluan liza dong kenal sama bg hijrah. kenalnya lewat blog. eh ga taunya Abang leting di.sma

    BalasHapus
  5. cie cie cei kak ihan (alhamdulillah nggak manggil bang lagi) rupanya secret admirenya hijrah :D

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)