Jumat, 17 Oktober 2008

Angin Yang Memberi Kehangatan dan kesejukan

Kamukah yang datang bersama angin itu, ?

Desisnya membangunkanku dari tidur, desaunya membuatku beranjak untuk segera melihatmu ke luar sana. menyibak selimut, menguatkan ikat pinggang dan segera membuka pintu. desaunya terdengar seperti bisikan, menyebut namaku berkali-kali.

Ah, kamukah itu sayang? tapi dimana, dimana rupamu kau sembunyikan ketika angin menjemputku tengah malam tadi. dimana tanganmu agar aku bisa menyambut pelukan tanganmu, dan aku rebah dibahumu yang kokoh. hanya angin, dingin menyergap, memeluk dan menenangkanku, ia hanya jadi perantara, hati yang terlalu rindu ingin memeluk bayang jiwanya.

Aku tahu, engkau selalu datang, meninabobokanku hingga aku benar-benar lelap. angin itu menjadi pertanda, ia berbisik, bergemerisik, berdesau, dan kau terus ninabobokanku. hingga aku benar-benar lelap. aku menandaimu yang hangat, lahir bersama keringat yang keluar dalam pori tubuhku. kau hadir menjadi penyejuk, ketika tangan ini dengan sendirinya menarik selimut untuk menutup sebagian tubuh yang terbuka.


Kaulah angin yang tak kenal waktu, selalu hadir tanpa permisi dan pergi tanpa salam. hadir dengan kejutan dan pergi dengan kejutan.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)