Kamis, 17 November 2011

Puisi Penghilang Nyeri I


Puisi bagi saya seperti pil kecil yang menghilangkan nyeri di kepala, maka kalau tak nyeri tidak dibutuhkan pil, seperti saya yang membutuhkan puisi untuk menghilangkan nyeri, oleh apa saja.

Untuk malam selarut ini, mengingatmu masih membuatku berdebar, sungguh, meski entah siapa aku telah begitu mabuk denganmu

~Candu~ 
07/10/2011
10:35 pm

Menikmati malam dengan segelah cahaya dari bulan, semoga terangnya sampai ke wajahmu, agar binarnya terlihat hingga ke malam berikutnya

~Kagum~

09/10/2011
08:15 pm

Malam menemui lengangnya, menyergap sepi dari empat penjuru takdir, seperti kumparan aku terkurung di antara semuanya, adakah engkau di salah satu penjurunya?

~Takdir~

17/10/2011
06:30 pm

Sebelum hujan tadi pagi kukirimkan seikat bunga rumpur untuk engkau, warnanya kuning gading, tetapi ia tidak memiliki wangi yang membuatmu sadar bahwa aku telah meletakkannya di bawah bantal tidurmu, nanti ketika kau mencium wangi kasturi janganlah berfikir bahwa itu berasal dari bunga rumput yang kukirim, tetapi wangi yang berasal dari hatimu sendiri.

~Wangi~

19/10/2011
08:48 AM

Aku adalah lentera, tetapi engkau adalah bahan bakar yang membuatku menyala
Aku adalah pulau, tetapi engkau adalah teropong yang membuatku dapat dilihat dari jarak jauhAku adalah air pelepas dahaga, tetapi engkau adalah kopi pembangkit selera
Aku tanpa engkau, hambar, tawar, seperti sayur tanpa garam

~Aku~ 

22/10/2011
07:02 pm

Hujan
Tak ada pelangi setelahnya
Sebab malam telah menggulita
Ijinkan aku menatap matamu
Sebab pelangi yang sesungguhnya ada di sana

~Pelangi~

23/10/2011
09:54 pm
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)