Minggu, 01 Maret 2015

Wahai Mendung

Ilustrasi cahaya yang muncul di balik mendung @panoramio

Wahai mendung, 
Tidakkah kau punya keinginan, sekali saja dalam hidupmu untuk menanyaiku; apakah aku berharap hujan turun?
Selama ini aku hanya mengenal embun, yang selalu hadir di ujung malam
Mengapa kau begitu sombong, dan selalu angkuh dengan dada membusung, bahwa di dalamnya kau simpan berjuta-juta benih yang kau sebut bayi hujan
Kau mengenalkan aku pada suara gemuruhmu yang menakutkan, dan perlahan aku belajar mengikuti harmoninya
Kau mengajarkan aku pada badai, yang kau sebut sebagai satu-satunya cara untuk melahirkan hujan
Kau mengenalkan aku pada petir, yang kau sebut sebagai puncak rasa
Lalu di mana hujan yang kau ceritakan itu?
Jika kaupun tak pernah yakin kalau hujan itu ada, mengapa tidak kau kirim terik yang membuatku mati seketika

Minggu dini hari, 1 Maret 2015
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)