Senin, 28 Mei 2007

Pelecehan Baru Berkedok Penegakkan Syariat

Pelecehan Baru Berkedok Penegakkan Syariat

Tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan aneh apa yang sedang terjadi dan tengah di ‘perjuangkan’ di Bumi Serambi Mekkah ini, niat awalnya tak lain adalah untuk memperjuangkan islam kaffah sebagaimana yang telah diemban oleh Nabi Muhammad pada masa dahulu tetapi dalam pelaksanaanya ‘perjuangan’ inilah yang tampaknya dijadikan bola pingpong permainan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Lalu muncullah oknum-oknum yang menawarkan kearogansian dan menyalahgunakan tanggung jawabnya dilapangan serta ulah konyol sebagian masyarakat yang masih gemar main hakim sendiri hingga mencemarkan pelaksanaan syariat itu sendiri.

Kasus yang baru terjadi beberapa hari yang lalu dikawasan wisata Lhok Nga dan sempat diberitakan baik oleh media lokal maupun media nasional memang patut dicermati dengan teliti. beberapa kasus yang terjadi sebelumnya memang ada beberapa yang sengaja mendokumentasikan perbuatannya hingga pada akhirnya diketahui oleh public akibat keteledorannya sendiri, tapi apa yang terjadi dengan adegan mesum dipantai Lhok Nga yang diberi judul “Lhok Nga” tersebut memang membuat miris siapapun yang mendengarnya terlebih pelakunya sendiri, sebab yang mendokumentasikan film documenter tersebut adalah orang lain. Mengapa bisa terjadi? Ya, sepasang anak muda tersebut yang diketahui yang laki-lakinya baru kelas satu SMU sedangkan yang perempuan sudah duduk dibangku kuliah itu dipaksa untuk melakukan adegan ‘reka ulang’ atas perbuatan mereka yang tertangkap basah oleh sekelompok oknum masyarakat tadi. Belakangan diketahui oknum tadi merupakan anggota KPA dan bekerja di badan rehab rekon nanggroe aceh Darussalam.

Sebut saja namanya Ari, salah satu oknum yang ikut terlibat dan mendokumentasikan adegan tersebut mengatakan motivasi mereka menyuruh adegan reka ulang itu adalah untuk menimbulkan efek jera agar mereka tidak mengulangi perbuatannya. “Setelah itu mereka dinikahkan dan diberikan kepada tetua kampung,” jelasnya. Namun, saat ditanya mengapa ia tidak menunjukkan identitas diri yang sebenarnya ia mengatakan bahwa semua ini memang tidak ada hubungannya dengan latar belakangnya sebagai anggota KPA.

Dari beberapa sumber yang ditanyai mengatakan apa yang dilakukan oleh sekelompok oknum tadi adalah pelecehan terhadap apa yang tengah diperjuangkan dinegeri ini, karena mereka menjadikan penegakan syariat islam sebagai tameng. “itu hanya alasan saja untuk membenarkan diri mereka sendiri, apa yang mereka lakukan sudah keterlaluan dan melanggar hak privasi orang lain. Selain itu juga akan membuat orang-orang yang tidak senang kepada islam akan mudah melakukan serangan dengan mengangkat isu-isu murahan seperti itu” Jelas Adi, warga Banda Aceh. Ungkapan itu memanglah tidak berlebihan sebab beberapa sumber yang lain dan sudah melihat film berdurasi enam menit tersebut mengatakan perbuatan mereka yang memaksa kedua anak manusia tersebut melakukan adegan reka ulang memang pelecehan dan tidak jelas dasar hukumnya dan sangat keterlaluan, karena keduanya juga dipaksa agar mengeluarkan suara dan dipaksa untuk menghisap payudara perempuan tersebut didepan mereka lalu mereka tertawa dan bersorak-sorak.

(akan dipercantik bila ada waktu luang)

Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)