Senin, 07 Mei 2007

puisi rindu kepada matahari

cinta telah merengkuh ku
dan aku merasa nyaman berada didekatnya
rindu telah mengapitku
dan aku betah dalam ketiaknya

isyarat yang lembut tetapi sedikit berkabut, menjuntaikan titik bening diselaput kornea mata dan mengukir aliran dipipi yang tak rata. tersembul dibalik jeruji hati yang mengkiaskan ketakutan akan kehilangan canda dan kasih yang sering kau sampaikan lewat angin. tapi syukurlah kau cepat mengerti kegelisahan ku, dan kau mengirimkan isyarat yang lain, aku tersenyum meski dengan ketakutan yang belum mengelupas.

ku pikir tak ada lagi air mata untuk hari ini dan seterusnya, tapi cinta..hidup dan besar dengan air mata, tak sempurna tanpa ada kesedihan dan gejolak yang menggelora, belum lengkap tanpa penderitaan dan pengorbanan. cinta...sekali lagi hanya cinta, yang mampu melahirkan air mata dalam bentuk yang tak biasa. hanya cinta yang mampu mengubah rindu menjadi ribuan kisah yang padat dan kental.

cinta mengajarkan ku arti sebuah kepahitan
mengajak ku berjalan bertemu dengan kelokan kelokan rumit dan bercadas

sayang, aku hanya ingin katakan
suatu hari akan ada sesuatu yang berarti dari semua ini
meski untuk itu aku harus mengejawantahkan semua perasaan dan alur hidup ku, menjadi orang yang mati rasa dan bahkan tidak berperasaan.

tidak banyak yang ingin ku sampaikan, selain rindu yang kembali hadir dan cinta yang kian meruncing.

cinta telah merengkuh ku
dan aku lega bisa memeluknya
rindu telah menarik ku
dan aku senang karena ia tak membiar kan ku
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)