mungkin bukan sekali ini saja aku mengalami kejadian ini, aku menyebutnya 'diskriminasi', uniknya diskriminasi ini dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, untukku, yang usianya terpaut jauh dengan mereka, apa aku marah? tentu tidak, mereka hanya anak-anak yang belum mengerti soal hormon.
menjelang magrib tadi saya mampir ke toko buah, untuk membeli bengkoang dan sekalian isi bensin, di depannya ada anak kecil dua orang berusia sekitar lima tahun, mereka ramah dan langsung menyapaku, akupun membalas seadanya sekedar untuk basa-basi, untuk orang yang tidak menyukai anak kecil sepertiku ditegur seperti itu rasanya kok aneh.
"Kak, kakak kok kakinya banyak bulu, kayak orang laki?" kata mereka sambil cengengesan."Banyak lagi." sambungnya.
"Kenapa kalau banyak bulu?" tanyaku dingin.
anak itu tidak menjawab dan masih cengengesan.
lain waktu, adik sepupu saya juga pernah mengatakan hal yang sama, umurnya masih sekitar tiga tahunan waktu itu, "Kaki kakak seperti kaki ayah." katanya polos. aku cuma bisa nyengir.
sebelumnya sepupu kecil yang lain juga pernah 'mengagumi' kelebihanku ini, sambil memperhatikan, kadang sambil membelai, dan ketika mereka merasa geli mereka tertawa terbahak-bahak.
bukan hanya mereka, ibu, adik,teman-teman juga sering membicarakan tentang hal ini, tapi apa saya peduli? tidak! apakah pernah muncul rasa minder? juga tidak! saya justru senang karena saya menjadi perempuan yang berbeda!
ilustrasi TIDAK seperti biasanya, pagi tadi pagi-pagi sekali bibi sudah membangunkanku. Padahal beberapa menit sebelum ia masuk ke kamar, aku baru saja menarik selimut. Berniat tidur lagi karena hari Minggu. Tapi... "Kak, bangun!" katanya. Meski dia bibiku aku tetap saja dipanggilnya 'kakak'. Maksudnya 'kakak' dari adik-adik sepupuku. "Coba lihat wajah Bibi," sambungnya sebelum aku menjawab. Aku bangun. Dan ops! Untung saja aku bisa mengontrol emosiku. Kalau tidak aku pasti sudah berteriak. Kaget dengan perubahan wajahnya. "Merahnya parah ngga?" cecarnya. "Parah!" jawabku. Jujur. Setelah menyampaikan 'uneg-uneg' soal wajahnya yang mendadak berubah itu si bibi kembali masuk ke kamarnya. Mungkin tidur. Mungkin mematut wajahnya di cermin. Aku, tiba-tiba saja nggak selera lagi untuk tidur. Bibiku seorang ibu muda yang mempunyai tiga anak. Umurnya sekitar 32 atau 33 tahun. Perawakannya mungil, kulitnya putih k
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)