Sabtu, 09 Desember 2006

16

"ngga usah paksa kali ya sayang? kalau boleh, nanti hari senin ihan milih bang Djali Yusuf ya? soalnya kakak kenal sama dia sich... "


ada-ada saja kakak saya yang satu ini, pesan itu dia kirimkan pukul 17:41 kemarin sore. isinya tak lain adalah seperti kutipan diatas, menyuruh saya untuk memilih salah satu kandidat calon gubernur Aceh untuk periode waktu lima tahun kedepan. apa yang dilakukan oleh kakak saya wajar, dan saya bisa memakluminya. beberapa waktu yang lalu, ketika pemilihan presiden RI sayapun melakukan hal yang sama, sibuk menghubungi teman-teman yang saya kenal. kalau yang ada diluar negeri saya kirimkan email dengan tulisan berwarna merah "jangan lupa pilih no 16" tulis saya dalam email besar-besar. bedanya saya menambahi dengan embel-embel "InsyaAllah amanah dan merakyat" cuma itu yang bisa saya katakan, saya tidak katakan "saya kenal dengan beliau" karena saya memang tidak pernah kenal secara individu, tidak pernah berjabat tangan apalagi mengobrol. lalu, seperti kakak saya, saya pun pasti punya alasan tersendiri kenapa merekomendasikan puyer 16 kepada teman-teman saya? karena saya tahu track recordnya dari berbagai media yang saya baca, tahu dari orang-orang bahwa mereka memang pantas untuk dijadikan pemimpin umat. pertanyaannya bagaimana dengan orang yang saya kirimkan sms dan email itu? akan kah dengan serta merta mau mencoblos m-16 ketika pemilihan presiden pada waktu itu?

ketika membaca sms itu saya tersenyum, sampai-sampai saya bergumam, ada-ada saja kakak ini. padahal sudah berkali-kali saya katakan saya kader siapa dan simpatisan siapa. tapi dia sepertinya lupa atau pura-pura lupa, padahal kalau dipikir-pikir lagi dia bukanlah warga aceh, jadi untuk apa sibuk-sibuk membuang uang 350 rupiah untuk meng sms saya dan bilang pilih no urut sekian.

tapi memang begitulah adanya, ada persamaan antara saya dan dia yaitu kepentingan. kepentingan untuk menggolkan orang-orang yang menurut kita no wahid dari yang lainnya. segala daya dan upaya pun akan dilakukan untuk itulah tim sukses dibentuk. hal seperti ini akan terus berlanjut selama kita hidup, dari masa ke masa pemilihan pemimpin memang akan selalu ada. dan ajakan-ajakan serupa akan terus bergulir dari satu orang ke orang lain. makanya tak perlu heran kalau saat-saat menjelang pemilihan seperti sekarang ketika anda sedang jalan, sedang makan, sedang tidur atau sedang mimpi ada yang merengek-rengek minta dijawab. isnya "jangan lupa pilih no bla bla bla...". seperti saya tadi...

nah, kembali kepersoalan tadi, apakah saya memilih seperti apa yang direkomendasikan oleh kakak saya tadi? jawabannya belum tentu.
memilih memang urusan gampang, tinggal coblos hidung, mata atau mulut si kandidat. yang susah adalah menentukan siapa yang akan kita pilih. perlu berfikir seribu kali untuk bisa menusuk hidung atau dahinya.

karena urusan tidak selesai setelah selesai memilih, tapi juga pertanggung jawaban dari apa yang kita pilih. layakkah dia kita pilih? bisakah dia kita jadikan pemimpin umat? sudahkah kita meyakinkan hati bahwa memilih bukan karena uang? atau karena paksaan-paksaan yang lain?

kalau sudah balas dan bilang begini "nih pulsa kamu yang tadi saya ganti deh...."
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)