Kamis, 14 Desember 2006

about ihan

ah...sore yang melelahkan, badan rasanya remuk redam karena seharian duduk, tulang seperti tak berfungsi, sekedar jalanpun tidak sanggup. mau tidur? mata ini terlalu sombong untuk mengaku mengantuk jam segini, mungkin ia akan bertahan beberapa jam lagi. atau ia akan baru tidur setelah mendengar suara-suara diseberang sana...yang mengatakan rindu kepada sipemiliknya, lalu menagih janji untuk mengirimkan cerita rindu kepadanya. syukurlah...cerita untuk neno telah terselesaikan hari ini...

pengen mandi air hangat tapi males masak air panas...baru teringat kalau sudah sebulan lebih tidak menyentuh dapur, kalau bisa berteriak mungkin kompor akan berteriak minta dinyalakan, beginilah si ihan sunrise... mungkin dia marah, waktuku lebih banyak untuk si pulpen dan si kertas, mungkin itu pula yang membuatku selalu kepanasan kalau malam, bertaburnya kertas-kertas. semalam nanda ku bilang kalau kertas menyerap oksigen, sedang manusia butuh oksigen...wajarlah kalau si bunda tidur extra minimalis. tapi bukan itu faktor utama, banda aceh ini memang panas...

hahaha...sejenak imajinasi liar berkelebat, berputar-putar diatas kepala, merangsang syaraf-syaraf kecil untuk melenggok-lenggok seperti lilin berwarna ungu yang ada dikamar neno. hm...tiba-tiba kakak ku yang baik hati menelfon, penatku hilang sejenak, tapi tak lama, hati ku mengapung diujung senja, salamku tersangkut di ujung bulan. kakak...kenapa sih tanya soal beliau...tidakkah kau tahu...hati adik mu belum sembuh benar???

kakak besar ku yang jauh? mau membuat adik mu menangis lagi malam ini? seperti bulan yang lalu ketika terakhir kita bertemu? kakak....lagu yang kudengar cukup indah dan romantis, tapi aku sama sekali tidak bisa menikmatinya, kapan kaki ini bisa melangkah untuk memeluk mu lagi? banyak sekali yang ingin ku ceritakan kepada mu, aku ingin bercerita, bahwa aku telah menemukan angin yang bisa menerbangkan ku dari pohon. sekalipun kerinduanku kepadanya masih meletup-letup seperti malam itu. aku benar-benar menangis kini, aku harus ikhlas kan kak? melepaskan bukan berarti tak sayang, tapi sebagai manusia cerdas aku harus bisa berfikir realistis kan? belajar keikhlasan dari mu.

ah...kenapa adik kecilmu ini jadi cengeng begini ya? tiba-tiba menangis, jadi melankolik begini nih...beliau lagi beliau lagi....padahal aku sudah berusaha kuat untuk menerbangkan diriku. aku jadi penyelingkuh sejati kakak ku. aku menyelingkuhi perasaan ku sendiri.

hm...hidup bukan hanya untuk satu pohon, itu yang selalu ku tulis. tak ada gunanya menangis, apalgi bersedih. selalu kaki ku masih bisa melangkah, selagi nafas masih bisa terhembus, banyak jalan menuju roma kan kak? banyak jalan bisa meleguh dan mengerang.
banyak jalan juga untuk bisa jatuhcinta.

badan ku letih sekali, tangan ku nyaris tak bergerak, kibod ini pun ku tekan dengan sangat apa adanya, tidak seperti biasanya, seperti orang lomba lari marathon saja. rindu ku mengapung di selaput senja, salamku tersangkut di ujung purnama. malamku menggantung pada kecemasan dan ketakutan. aku rindu neno. aku rindu kakak. tapi...ada yang tak bisa ku katakan disini.

18:29
di sela-sela chatting



Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

1 komentar:

  1. mas.....Itu yang diceritain nyata gak?
    Farid apa Farid?....he he!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)