Jumat, 22 Desember 2006

Selamat Hari Ibu

alahai do....
do da....idi....
sinyak ubeut...
beu bagah rayeuk...
saya tidak bisa menyempurnakan bait-bait diatas karena saya memang tidak hafal lagunya, tapi saya suka sekali dengan lirik dan iramanya, kalau dihayati bisa-bisa menitikkan air mata. betapa perjuangan untuk menjadi seorang ibu tidaklah mudah.
ini bukan soal cerita mengandung dan melahirkan, karena siapapun pasti tak sanggup membayangkan mengapa seorang ibu bisa dengan kuat dan tegar untuk waktu selama itu? juga oleh perempuan sendiri
membawa janinnya ke kantor, ke sawah, ke warung, ke hutan, ke ladang, kemana saja...membawa serta sakit pinggangnya, sakit di tulang rusuk dan punggungnya, membawa mual dan mukanya yang pucat.
sekali lagi ini bukan soal cerita mengandung dan melahirkan, karena bongkahan emas sekalipun tidak sanggup untuk menggadaikan seorang bayi yang dilahirkan oleh ibu.
tapi ini soal soal yang lain, yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan prosesi melahirkan itu.
alahai do....
do da....idi....
sinyak ubeut...
beu bagah rayeuk...
kira-kira seperti itulah dulu ibu ku meninabobokan ku, menyelawatkanku, menyenandungkanku dengan kata-kata penuh doa dan hikmah. agar kelak ketika dewasa anaknya tumbuh menjadi manusia berguna dan jadi 'orang'.
tapi...apakah sudah demikian bergunanya aku ini?
bukan sekali dua kali aku bertanya pada diriku sendiri tentang itu.
pagi-pagi sekali ibu sudah bangun, seperti biasa ia menyiapkan teh, dan sarapan pagi. aku sendiri? harusnya diusia ku yang segini aku lah yang bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuk mereka.
pukul delapan, ketika samar-samar suara ibu membangunkan aku malah memilih menutup mata lagi, bukan apa-apa...setelah suara ibu ku dengar suara ayah..."biarkan dia tidur lagi, jangan dibangunkan dulu." ah...ayah...lalu...."tidur apa lagi sudah siang begini...masak kalah dengan ayam..." aku tersenyum dalam tidur dikamar ku. oh...ibu...adakah yang lebih baik dari mu?
masih ingat sekali, ketika dulu waktu kecil dan saya sedang sakit...ibu dengan cekatan sekali merawat ku, menyuapi ku, kalau ingin keluar pastilah ia menggendong saya. tapi ketika ibu sakit? aku justru jauh, jauh sekali dengan beliau. jangankan menggendongnya, menyiapkan sarapan saja tidak bisa. apalagi yang lainnya.
lagi-lagi teringat ibu,
tadi pagi-pagi sekali beliau sudah menelepon ku, dan aku memberi kabar...lebaran ini tidak pulang...ada mendung diwajah ibu sepertinya. suaranya berubah seketika, ia pasti akan sangat kesepian sekali ketika lebaran nanti. tapi seperti biasa-biasa...mendungnya hanya sesaat saja, ia pun kembali berseri.
ah...ibu...lagi-lagi di usia ku yang segini belum ada yang bisa ku lakukan untuk membuat mu bahagia...
dari jauh aku cuma mau bilang, selamat hari ibu...untuk hari-hari sebelumnya, untuk tahun-tahun yang terlupa, untuk detik-detik yang terlewatkan begitu saja....
semua orang...saksikanlah rasa cinta ku kepada ibu, aku ingin kalian semua tahu...aku sangat cinta ibu...aku sangat cinta ibu....juga kepada ayah ku...yang sampai sekarang masih setia dengan kata-katanya "biarkan dia tidur, tidak usah dibangunkan..."
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

1 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)