Jumat, 07 Juli 2006

"Geliat Hidup"



jalan menakar hidup adalah geliat gelisah yang tidakkan pernah berujung, pada malam-malam panas tanpa rembulan, juga pada siang-siang mendung tanpa matahari. semuanya bisa saja menjadi terbalik sama sekali tidak seperti yang pernah dibayangkan oleh kepala manusia. karena pengetahuan kita memang terbatas. geliat-geliat gelisah yang kemudian melahirkan ketakutan yang teramat sangat, menggapai-gapai asa dan harapan yang tergantung dipuncak langit. yah, harapan yang kita sendiri tidak tahu apakah bisa mencapainya atau hanya sekedar mimpi yang selamanya akan menjadi mimpi.
yang pasti setiap orang punya keinginan, punya cita-cita dan harapan, mulai dari yang sederhana, seperti ingin membahagiakan orang-orang yang ia cintai sampai yang paling tinggi dan mustahil untuk dilakukan, "Aku ingin memetik bintang untuk mu". membahagiakan adalah sepotong kata yang sangat sederhana namun implementasinya teramat sulit dicapai. ukuran kepuasan atau kebahagaiaan berbeda untuk setiap orang. ada orang yang cukup dengan makan dua kali sehari, ada pula orang yang sudah makan tiga hari sekali mesti ditambah dengan makanan ringan dan makanan selingan lainnya baru ia merasa bahagia. ada lagi yang sudah mempunyai pekerjaan mapan masih juga mengejar yang bukan menjadi haknya, sangat relatif sekali, tergantung pada setiap individu.
ingin sekali mendengar ada yang mengatakan "ingin kupersembahkan surga untuk mu..." tetapi itu sangat jarang, mungkin hanya 1 dari seribu. mungkin memang harus berfikir seribu kali untuk mengatakan hal demikian meski untuk orang yang teramat dicintai. surga, sering diucapkan. terbayang pula berbagai kemewahan dan keindahannya setiap kali lidah mengucapnya, kelezatan dan kenikmatan tiada tara bagi orang-orang bertaqwa. mungkin karena itulah orang jarang sekali memeprsembahkan surga bagi orang lain karena ia sendiri tak yakin akankah bisa dengan segera merasainya.
sekali lagi, hidup hanyalah geliat-geliat gelisah pada malam-malam panas tak berembulan dan siang-siang dingin tanpa matahari. gelisah karena tangan terus menggapai-gapai tetapi yang digapai tak pernah kunjung hadir karena kepuasan itu memang tak berujung. hidup hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang seteguh karang dilaut, meski seribu ombak menerjang dan dingin menghujam sama sekali tak membuatnya bergeming untuk terus bertahan. bertahan dan bertahan.
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)