Kamis, 27 Juli 2006

"perjalanan"


perjalanan ini,
terasa sangat menyedihkan,
sayang engkau tak duduk disampingku, kawan………


barangkali inilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, kenapa belum menikah? padahal usia sudah mencukupi, kehidupan juga sudah layak untuk membiayai seorang istri dan ditambah dengan beberapa orang anak untuk beberapa tahun kedepan. kau tidak tahu jawabmu selalu. tepatnya bukan tidak tahu tapi menyembunyikan apa yang kau rasakan, terlalu pintar kau menyembunyikan rasamu. dan aku tahu itu, karenanya aku tidak memaksa lagi dengan pertanyaan yang sama, aku yakin kau pasti akan menjawabnya dengan cara yang berbeda. dan benar saja, sekarang kau sudah menjawabnya. dengan sangat jelas sekali.
tanpa kau sadarai, karenanya kau bukan hanya menyiksa dirimu sendiri tapi juga orang lain. aku bukanlah siapa-siapamu, tetapi aku pernah mengambil peran dalam bagian hidup seseorang dengan menjadi merpati kecil tempat berkirim pesan. aku pikir kau tidak perlu menangis ketika harus kehilangan seseorang seperti beberapa waktu lalu, kau sudah punya cinta seumur hidupmu, kau telah memiliki kekasih seumur hidupmu, rasanya sangat tidak pantas bila kau pernah menangisi kepergian seseorang karena ia mondok ke hati yang lain. bagaimana mungkin bisa mencintai orang lain sepenuh hati bila dihatimu sudah ada sosok lain yang telah lebih dulu kau penjara disana, bagaimana mungkin satu hati ada dua nama dengan porsi yang sama untuk dicintai. dan sangat tidak adil rasanya, bila meminta orang lain untuk mencintaimu dengan tulus sementara kau mencintai orang lain melebihi kau mencintai dirimu sendiri. kau boleh menampik, kau boleh membantah, tapi kau telah membuktikan apa yang kau lakukan itu adalah benar. kau telah menyakiti dirimu dengan cara mu sendiri. aku sungguh tidak sanggup membayangkan apa yang akan dirasakan oleh adik kecilmu yang dulu seandainya kau memilikinya.
sekarang aku tahu, mengapa kau tidak pernah berani mengatakan apa yang kau rasakan padanya, mengapa kau tidak pernah berani berterus terang, padahal kau tahu dia pun sebenarnya merasakan hal yang sama sepertimu. aku tahu diantara kalian selalu ada rindu yang terpendam, dan aku juga tahu kalau dalam keseharian kalian pernah ada waktu-waktu khusus yang seolah menjadi kewajiban. tapi kau membendungnya demi seseorang, demi janjimu, demi cintamu yang telah kau pupuk sejak lama. salahkan jika kemudia dia pergi dari kehidupanmu, meski sebenarnya pada titik-titik vital dalam hidupnya dia masih menangisi mu? pernahkah berfikir seperti itu? kau begitu memperhatikan cintamu pada kekasihmu yang jauh, tapi kau tidak pernah memperhatikan orang lain yang mencintaimu.
sekarang, aku juga tahu mengapa kau tidak bisa mencintai orang lain dengan sepenuh hati...
pesanku...teruslah mencintai cintamu itu...
teruslah mencarinya untuk memenuhi janjimu...
aku salut dengan caramu mencintainya.....
perjalanan ini,
terasa sangat menyedihkan,
sayang engkau tak duduk disampingku, kawan………
Previous Post
Next Post

Coffee addicted and mother of words

0 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)